1.
Menukar plat nomor kendaraan
Quote:Parkir di area perbelanjaan modern dengan sistem parkir yang juga modern,
tidak menjamin kendaraan Anda aman. Saat ini modus menukar plat nomor sudah
menjadi tren baru di dunia pencurian kendaraan bermotor. Modus ini memang
membutuhkan sarana dan prasarana yang mencukupi pula (bermodal). Jika dulu para
pelaku curanmor hanya mengandalkan kunci T untuk membobol kendaraan, saat ini
mereka menggunakan kendaraannya sebagai kamuflase aksi kejahatannya. Pelaku akan
mengincar kendaraan yang jenis dan warnanya sama dengan kendaraan pelaku. Hal
ini untuk memudahkan mereka untuk keluar dari area parkir. Dengan alasan karcis
parkirnya hilang, mereka hanya akan membayar denda dan menunjukkan STNK asli.
Petugas parkir tentu saja tidak curiga. Hal ini karena plat nomor yang ada di
kendaraan dan di STNK sama persis, walaupun nomor mesin dan rangkanya berbeda.
Dengan demikian, para pelaku akan melenggang bebas keluar area parkir. Beberapa
jam kemudian, para pelaku atau temannya akan mengambil kendaraan asli mereka di
area parkir. Tentunya dengan menunjukkan karcis parkir dan STNK asli.
2. Bius Tisu Basah
Quote:Kejahatan dengan cara membius korban sebenarnya sudah dilakukan lama.
Biasanya, modus ini muncul saat arus mudik lebaran. Modusnya, korban ditawarkan
minuman yang sebelumnya sudah dicampur obat bius oleh pelaku. Korban akan tidak
sadarkan diri setelah mengonsumsi minuman tersebut. Setelah itu, pelaku akan
dengan mudah mempreteli harta korban. Namun, sekarang pelaku kejahatan
menggunakan tisu basah untuk membius korbannya. Hal ini dikarenakan modus
minuman sudah terlalu sering digunakan. Selalu ada inovasi baru di dunia
kejahatan rupanya. Bagaimana modus tisu basah ini dijalankan? Umumnya, pelaku melancarkan
aksinya di bus malam. Si pelaku akan duduk di sebelah korban sambil
mengusap-usap tangannya dengan tisu basah yang sudah dilumuri obat bius. Aroma
obat bius yang menyengat akan membuat orang (korban) yang duduk di sebelah
pelaku merasa pusing dan pada akhirnya pingsan. Setelah korban pingsan, pelaku
dengan mudah mempreteli harta si korban. Untuk memuluskan aksinya, biasanya
pelaku akan menggunakan masker. Guna masker ini adalah untuk menghambat aroma
obat bius terhirup hidung si pelaku. Dengan begitu, hanya korban yang dituju
yang menghirup obat bius.
3. Money Laundring di ruang ATM
Quote:Penggunaan ATM (Anjungan Tunai Mandiri) makin meningkat saat ini. Hal
tersebut juga dimanfaatkan pelaku kejahatan untuk melakukan aksinya, terutama
para pengedar uang palsu. Modusnya, pelaku akan mendatangi ATM dan berpura-pura
mengalami masalah dalam pengoperasian ATM. Pertama-tama, pelaku akan mendatangi
mesin ATM. Sambil mengamati korban yang bisa diperdaya, pelaku akan mencoba
mengoperasikan ATM. Setelah didapat calon korban, pelaku akan menghampiri
sambil mengatakan bahwa ia ingin mentransfer sejumlah uang kepada
keluarga/kerabatnya, tetapi uang di saldo rekeningnya tidak mencukupi. Ia hanya
memiliki uang tunai dan tak ada waktu untuk mengunjungi bank untuk mentransfer
secara manual. Si korban dibujuk untuk mentransfer sejumlah uang ke sebuah
rekening yang dituju, dan pelaku akan menggantinya dengan uang tunai yang
dimilikinya. Tentu saja uang tunai yang dimiliki pelaku adalah uang palsu.
Korban yang merasa iba dan berniat menolong, pastinya akan mentransfer sesuai
dengan keinginan pelaku. Setelah itu, pelaku akan memberikan sejumlah uang
palsu kepada korban.
4. Merampok di lift
Quote:Perampokan kini tak hanya terjadi di jalan raya, toko, bank, ataupun
perumahan, tetapi terjadi juga di dalam lift perkantoran atau rumah sakit.
Kondisi perkantoran ataupun rumah sakit yang sepi pada malam hari dimanfaatkan
para pelaku kejahatan untuk merampok. Korban yang dipilih biasanya adalah
perempuan. Modusnya, para pelaku memanfaatkan waktu tempuh lift dari lantai
atas ke lantai dasar. Mereka berpura-pura sebagai pengguna lift. Korban yang
sendirian di dalam lift akan dirampok selama lift meluncur ke lantai dasar
5. Lempar telur
Quote:Pencurian di jalan semakin hari semakin inovatif. Setelah menggunakan
modus ranjau paku dan roda berasap, para pelaku kejahatan juga menjadikan telur
sebagai alat mencuri. Bagaimana telur bisa dimanfaatkan untuk mencuri?
Modusnya, pelaku kejahatan yang sudah mengincar korbannya melemparkan 1—2 butir
telur mentah ke kaca mobil korban. Korban yang merasa terganggu pandangannya
dengan bercak telur di kaca mobilnya pasti secara refleks mengaktifkan wiper.
Bukannya jadi bersih, kaca yang dibersihkan dengan wiper akan semakin mengotori
kaca depan. Mau tidak mau, korban akan meminggirkan mobil dan turun
membersihkan kaca mobilnya. Saat korban lengah, dengan cekatan si pelaku kejahatan
akan mengambil barang-barang yang ditinggal di dalam mobil.
sumber
0 komentar: